Ilmu yang bermanfaat

Sabtu, 14 Maret 2009

Biografi peter pan


Biografi :

Grup musik Peterpan dibentuk di Bandung, Jawa Barat dengan enam orang personel, masing-masing Nazril Irham alias Ariel (vokal), Mohammad Kautsar Hikmat alias Uki (gitar), Ilsyah Ryan Reza (drum), Loekman Hakim (gitar), Andika Naliputra Wirahardja (keyboard), dan Indra (bass).

Namun pada November 2006, dua anggotanya, Andika dan Indra dipecat dari grup musik tersebut. Perpecahan ini dipicu adanya perbedaan prinsip kreativitas, sementara Ariel mengungkapkan telah ada masalah sejak peluncuran album pertama, Taman Langit. Bahkan Andika dan Indra juga mengaku sudah keluar dari Peterpan sejak 8 Oktober 2006.

Album-album Peterpan di antaranya, TAMAN LANGIT, BINTANG DI SURGA, VIDEO KARAOKE PETERPAN-SAHABAT PETERPAN dan OST. ALEXANDRIA, selain itu juga dalam waktu dekat Peterpan akan merilis album terbaru.

Grup band yang terkenal dengan lagu Ada Apa Denganmu, Topeng dan Kukatakan Dengan Indah itu, juga pernah dirundung masalah saat vokalisnya dituduh menghamili perempuan bernama Sarah Amalia dan tidak bersedia bertanggung jawab.

Persoalan itu terbantah setelah Ariel menikahi perempuan tersebut dan memiliki anak perempuan, Alleia Anata, meski kemudian mereka bercerai.

Mei 2007, Peterpan meluncurkan album bertajuk HARI YANG CERAH yang akan didistribusikan di Indonesia dan Malaysia.

Selang setahun, tepatnya bulan Agustus 2008, Peterpan merilis album THE BEST OF - SEBUAH NAMA SEBUAH CERITA. Album ini menjadi album terakhir bagi Ariel, Uki, Reza, dan Lukman dalam naungan nama Peterpan.

Pergantian nama ini sebagai bagian dari perjanjian hengkangnya Andhika dan Indra.

Awal terbentuknya peter pan

Peterpan adalah sebuah band beraliran poprock dari Bandung, Indonesia yang sekarang anggotanya tinggal 4. Band ini dibentuk pada tahun 1997 dan terkenal berkat lagu-lagunya "Ada Apa Denganmu", "Topeng", dan "Kukatakan Dengan Indah". Pada awalnya kelompok Peterpan terdiri dari Ariel, Uki, Loekman, Reza, Andika, dan Indra. Namun di bulan November 2006, dua anggotanya, Andika dan Indra dipecat dari grup musik tersebut. Perpecahan ini dipicu adanya perbedaan prinsip kreativitas.

Awal terbentuk

Pada tahun 1997, Andika (keyboard) membentuk band Topi dengan mengajak adik kelasnya di SMU 2 Bandung, Uki (gitar), serta teman mainnya, Abel (bas) dan Ari (drum). Uki pun mengajak teman SMP-nya Ariel yang mengisi posisi vokal. Dengan formasi seperti itulah, mereka mulai manggung dan memainkan musik beraliran Brits alternatif. Kemudian Ari mengundurkan diri dan Topi pun bubar tanpa sebab yang pasti.

Andika mengumpulkan kembali personel Topi di tahun 2000. Namun kali ini, posisi drum dipegang oleh Reza. Untuk memberi warna musik yang lebih dewasa dan lebih kaya melody, maka diajaklah Loekman, teman kakak Indra, yang akhirnya jadi lead guitar (gitar utama). Setelah terbentuk dengan formasi enam orang, mereka pun mengambil nama peterpan. Tanggal 1 September 2000 secara resmi peterpan terbentuk.

Perjalanan profesional peterpan dimulai tahun 2001 dengan merambah dari café ke café di Bandung. Mereka bermain di café O'Hara dan Sapu Lidi dengan membawakan lagu-lagu top 40, serta alternative rock seperti Nirvana, Pearl Jam, Cold play, U2, Creed, dll. Saat di café Sapu Lidi-lah potensi mereka terlihat oleh Kang Noey (basis Java Jive) yang sedang mencari band untuk mengisi album kompilasi. Dari tiga lagu yang dikirim untuk demo, "Sahabat", "Mimpi Yang Sempurna", dan "Taman Langit", terpilih lagu "Mimpi Yang Sempurna" untuk dimasukan ke album kompilasi Kisah 2002 Malam yang dirilis Juli 2002. Tak disangka lagu tersebut menjadi jagoan album ini dan mendongkrak penjualan sampai di atas 150.000 kopi.

the best aransemen

Memungkas perjalanan sebuah band dengan nama Peterpan, Ariel (vokal), Lukman (gitar), Uki (gitar), dan Reza (drum) mempersembahkan album berisi kumpulan lagu yang mempresentasikan kebesaran sebuah band fenomenal di dekade ini. Album tersebut diberi judul Sebuah Nama Sebuah Cerita 2000-2008 dan akan menjadi album terakhir bagi Ariel, Lukman, Uki, dan Reza dengan nama Peterpan. Nama yang sudah melambungkan mereka setinggi langit itu akan disimpan dan tentu saja akan terus dikenang lewat berbagai karya dan cerita yang pernah tercipta.

Dalam rentang tahun 2000 – 2008 Peterpan telah mencetak puluhan super-hits. Setiap albumnya selalu meraih penghargaan platinum hingga multi platinum. Lewat album Bintang Di Surga Peterpan meraih 13 penghargaan dari dalam dan luar negeri, di antaranya 7 penghargaan AMI Awards, 2 piala dari SCTV Music Awards, Triple Platinum Awards, Platinum Berkembar Enam dari Malaysia, serta MTV Music Awards 2005. Di tahun berikutnya ketika mereka merilis album soundtrack film Alexandria, Peterpan juga meraih Multi Platinum Award dan beberapa penghargaan, termasuk dari SCTV Music Awards. Bahkan ketika penjualan album ini sedung lesu di tahun 2007 Peterpan masih mampu meraih penghargaan multi platinum karena menjual lebih dari 500 ribu kopi album Hari yang Cerah…..

Fakta menuliskan bahwa Peterpan adalah pencetak super- hits. Untuk mengabadikan fenomena itu, perlu dibuat sebuah album khusus yang mampu menyimpan semua karya tersebut dengan baik. Album Sebuah Nama Sebuah Cerita 2000-2008 adalah jawabannya. Sebuah album terakhir milik Peterpan, sebelum mereka ber-reinkarnasi dengan nama lain. Sebuah album yang mempersembahkan lagu-lagu terbaik Peterpan.

Sungguh tak mudah untuk memilih lagu mana yang lebih baik dari lagu lainnya. Oleh sebab itu, untuk memuaskan seluruh Sahabat Peterpan, album ini dikemas dalam dua format berbeda: dobel CD (dua buah CD dalam satu kemasan) yang memuat 30 buah lagu dan format kaset yang memuat 21 buah lagu. Di kedua format itu sudah termasuk tiga lagu baru plus satu lagu daur ulang milik almarhum Chrisye. Selebihnya berderet banyak hits yang terekam di album kompilasi Kisah 2002 Malam (2002), Taman langit (2003), Bintang Di Surga (2004), OST.Alexandria (2005), hingga Hari yang Cerah...(2007) disuguhkan dalam album ini.Mulai dari “Mimpi Yang Sempurna”, “Sahabat”, “Aku & Bintang”, “Ada Apa Denganmu”, “Menunggumu (feat.Chrisye), Mungkin Nanti, Bintang di Surga, Sally Sendiri, Kukatakan Dengan Indah”, “Di Balik Awan”, “Yang Terdalam”, ”Semua Tentang Kita”, “Di Atas Normal”, “Menghapus Jejakmu”, dan banyak lagi. Dan dalam waktu dekat album ini juga akan diedarkan dalam bentuk VCD yang isinya seperti format CD.

Menyimak album ini ibarat menyimak sebuah cerita. Cerita tentang band Peterpan yang menjadi fenomena ketika mencetak angka penjualan di atas 3 juta kopi. Cerita tentang musik Peterpan yang menjadi trendsetter musik band-band berikutnya. Cerita tentang tarikan vokal Ariel, sang vokalis, yang seakan menjadi cetak biru untuk vokalis band-band berikutnya. Hingga cerita tentang lagu-lagu hit yang tak ada habisnya. Tak ada alasan untuk tidak menjadikan album ini sebagai koleksi abadi yang tak akan lekang oleh waktu.

Penambahan tiga lagu baru di album ini makin melengkapi cerita indah itu. Empat lagu ini seakan penjelmaan dari puncak kreativitas Ariel dan kawan-kawan dalam sebuah band bernama Peterpan, sebuah band yang sarat dengan referensi musik-musik dari British. Singel pertama “Walau Habis Terang”, yang sudah lebih dahulu diperdengarkan di berbagai media, seakan menegaskan benang merah arahan musik Peterpan. Kejelian pemilihan sound, melodi, dan lirik lagu masih sangat terjaga. Kepiawaian Lukman dan Uki mengisi bagian gitar di lagu ini membuat Peterpan semakin tegas sebagai sebuah guitar band.

Eksplorasi musikalitas terbaru dipamerkan Peterpan pada lagu “Dilema Besar”. Lagu ciptaan Lukman ini menonjolkan sisi lain Peterpan yang dulu pernah muncul namun tak terlalu menonjol. Beat dan ambience British terasa menohok dari awal hingga akhir lagu. Sekilas kita tak mengenali ini sebagai lagu peterpan, tapi berterima kasihlah pada karakter vokal Ariel yang sangat menjejak dan gampang dikenal sehingga lagu bertempo medium ini diperkirakan akan menjadi varian baru lagi dalam perpustakaan lagu-lagu hit Peterpan yang sangat beragam.

Sebagai tambahan, Peterpan membawakan kembali lagu “Kisah Cintaku” milik almarhum Chrisye sebagai sebuah penghargaan pada seorang musisi legenda yang pernah menjadi teman kolaborasi mereka. Peterpan pernah membawakan lagu ini beberapa kali secara “live” sehingga tak menemukan kesulitan berarti ketika menterjemahkan dan memberikan nyawa baru untuk lagu ini. Kematangan Peterpan menggarap lagu ini niscaya akan membuat almarhum Chrisye tersenyum nun jauh di sana.

Tak berhenti di situ. Sebagai lagu penutup Peterpan mempersembahkan sebuah lagu istimewa. Judulnya “Tak Ada Yang Abadi”. Coba dengarkan denting piano yang mengalun tunggal di seperempat bagian awal lagu ini. Peterpan sedang menorehkan ragam yang baru. Antara lirik dan musik yang tercipta seakan menyatu...gelap dan sangat dalam menorobos relung hati. Vokal Ariel yang menyayat di awal berubah kasar dan berontak di bagian puncak. Dengan cerdik Peterpan juga tidak menyusupkan aransemen orkestra yang berlebihan, sehingga keindahan lagu ini benar-benar terasa apa adanya.

“Di dunia ini tak ada yang abadi. Cinta, kehidupan, apapun...tak ada yang abadi,” ungkap Ariel, sang penulis lirik utama di band ini. Ia juga tak menyangkal bahwa lagu “Tak Ada Yang Abadi” ini merepresentasikan perasaan Peterpan saat ini, ketika mereka harus meninggalkan nama Peterpan dan bersiap memulai sesuatu yang baru.
Sambutlah sebuah album yang layak menjadi masterpiece bagi perkembangan industri musik Indonesia. Sebuah album yang nilai koleksinya sangat tinggi dan tak ada tandingnya. Sebuah album terakhir dari Peterpan. Seperti kata Ariel tadi, di dunia ini memang tak ada yang abadi. Bahkan untuk band sehebat Peterpan sekalipun. Kita hanya bisa mengabadikan karya-karyanya di album istimewa ini, Peterpan, Sebuah Nama Sebuah Cerita.

SEBUAH NAMA, SEBUAH CERITA

Artis: Peterpan

PETERPAN
SEBUAH NAMA, SEBUAH CERITA

Memungkas perjalanan sebuah band dengan nama Peterpan, Ariel (vokal), Lukman (gitar), Uki (gitar), dan Reza (drum) mempersembahkan album berisi kumpulan lagu yang mempresentasikan kebesaran sebuah band fenomenal di dekade ini. Album tersebut diberi judul Sebuah Nama Sebuah Cerita 2000-2008 dan akan menjadi album terakhir bagi Ariel, Lukman, Uki, dan Reza dengan nama Peterpan. Nama yang sudah melambungkan mereka setinggi langit itu akan disimpan dan tentu saja akan terus dikenang lewat berbagai karya dan cerita yang pernah tercipta.

Dalam rentang tahun 2000 – 2008 Peterpan telah mencetak puluhan super-hits. Setiap albumnya selalu meraih penghargaan platinum hingga multi platinum. Lewat album Bintang Di Surga Peterpan meraih 13 penghargaan dari dalam dan luar negeri, di antaranya 7 penghargaan AMI Awards, 2 piala dari SCTV Music Awards, Triple Platinum Awards, Platinum Berkembar Enam dari Malaysia, serta MTV Music Awards 2005. Di tahun berikutnya ketika mereka merilis album soundtrack film Alexandria, Peterpan juga meraih Multi Platinum Award dan beberapa penghargaan, termasuk dari SCTV Music Awards. Bahkan ketika penjualan album ini sedung lesu di tahun 2007 Peterpan masih mampu meraih penghargaan multi platinum karena menjual lebih dari 500 ribu kopi album Hari yang Cerah…..

Fakta menuliskan bahwa Peterpan adalah pencetak super- hits. Untuk mengabadikan fenomena itu, perlu dibuat sebuah album khusus yang mampu menyimpan semua karya tersebut dengan baik. Album Sebuah Nama Sebuah Cerita 2000-2008 adalah jawabannya. Sebuah album terakhir milik Peterpan, sebelum mereka ber-reinkarnasi dengan nama lain. Sebuah album yang mempersembahkan lagu-lagu terbaik Peterpan.

Sungguh tak mudah untuk memilih lagu mana yang lebih baik dari lagu lainnya. Oleh sebab itu, untuk memuaskan seluruh Sahabat Peterpan, album ini dikemas dalam dua format berbeda: dobel CD (dua buah CD dalam satu kemasan) yang memuat 30 buah lagu dan format kaset yang memuat 21 buah lagu. Di kedua format itu sudah termasuk tiga lagu baru plus satu lagu daur ulang milik almarhum Chrisye. Selebihnya berderet banyak hits yang terekam di album kompilasi Kisah 2002 Malam (2002), Taman langit (2003), Bintang Di Surga (2004), OST.Alexandria (2005), hingga Hari yang Cerah...(2007) disuguhkan dalam album ini.Mulai dari “Mimpi Yang Sempurna”, “Sahabat”, “Aku & Bintang”, “Ada Apa Denganmu”, “Menunggumu (feat.Chrisye), Mungkin Nanti, Bintang di Surga, Sally Sendiri, Kukatakan Dengan Indah”, “Di Balik Awan”, “Yang Terdalam”, ”Semua Tentang Kita”, “Di Atas Normal”, “Menghapus Jejakmu”, dan banyak lagi. Dan dalam waktu dekat album ini juga akan diedarkan dalam bentuk VCD yang isinya seperti format CD.

Menyimak album ini ibarat menyimak sebuah cerita. Cerita tentang band Peterpan yang menjadi fenomena ketika mencetak angka penjualan di atas 3 juta kopi. Cerita tentang musik Peterpan yang menjadi trendsetter musik band-band berikutnya. Cerita tentang tarikan vokal Ariel, sang vokalis, yang seakan menjadi cetak biru untuk vokalis band-band berikutnya. Hingga cerita tentang lagu-lagu hit yang tak ada habisnya. Tak ada alasan untuk tidak menjadikan album ini sebagai koleksi abadi yang tak akan lekang oleh waktu.

Penambahan tiga lagu baru di album ini makin melengkapi cerita indah itu. Empat lagu ini seakan penjelmaan dari puncak kreativitas Ariel dan kawan-kawan dalam sebuah band bernama Peterpan, sebuah band yang sarat dengan referensi musik-musik dari British. Singel pertama “Walau Habis Terang”, yang sudah lebih dahulu diperdengarkan di berbagai media, seakan menegaskan benang merah arahan musik Peterpan. Kejelian pemilihan sound, melodi, dan lirik lagu masih sangat terjaga. Kepiawaian Lukman dan Uki mengisi bagian gitar di lagu ini membuat Peterpan semakin tegas sebagai sebuah guitar band.

Eksplorasi musikalitas terbaru dipamerkan Peterpan pada lagu “Dilema Besar”. Lagu ciptaan Lukman ini menonjolkan sisi lain Peterpan yang dulu pernah muncul namun tak terlalu menonjol. Beat dan ambience British terasa menohok dari awal hingga akhir lagu. Sekilas kita tak mengenali ini sebagai lagu peterpan, tapi berterima kasihlah pada karakter vokal Ariel yang sangat menjejak dan gampang dikenal sehingga lagu bertempo medium ini diperkirakan akan menjadi varian baru lagi dalam perpustakaan lagu-lagu hit Peterpan yang sangat beragam.

Sebagai tambahan, Peterpan membawakan kembali lagu “Kisah Cintaku” milik almarhum Chrisye sebagai sebuah penghargaan pada seorang musisi legenda yang pernah menjadi teman kolaborasi mereka. Peterpan pernah membawakan lagu ini beberapa kali secara “live” sehingga tak menemukan kesulitan berarti ketika menterjemahkan dan memberikan nyawa baru untuk lagu ini. Kematangan Peterpan menggarap lagu ini niscaya akan membuat almarhum Chrisye tersenyum nun jauh di sana.

Tak berhenti di situ. Sebagai lagu penutup Peterpan mempersembahkan sebuah lagu istimewa. Judulnya “Tak Ada Yang Abadi”. Coba dengarkan denting piano yang mengalun tunggal di seperempat bagian awal lagu ini. Peterpan sedang menorehkan ragam yang baru. Antara lirik dan musik yang tercipta seakan menyatu...gelap dan sangat dalam menorobos relung hati. Vokal Ariel yang menyayat di awal berubah kasar dan berontak di bagian puncak. Dengan cerdik Peterpan juga tidak menyusupkan aransemen orkestra yang berlebihan, sehingga keindahan lagu ini benar-benar terasa apa adanya.

“Di dunia ini tak ada yang abadi. Cinta, kehidupan, apapun...tak ada yang abadi,” ungkap Ariel, sang penulis lirik utama di band ini. Ia juga tak menyangkal bahwa lagu “Tak Ada Yang Abadi” ini merepresentasikan perasaan Peterpan saat ini, ketika mereka harus meninggalkan nama Peterpan dan bersiap memulai sesuatu yang baru.

Sambutlah sebuah album yang layak menjadi masterpiece bagi perkembangan industri musik Indonesia. Sebuah album yang nilai koleksinya sangat tinggi dan tak ada tandingnya. Sebuah album terakhir dari Peterpan. Seperti kata Ariel tadi, di dunia ini memang tak ada yang abadi. Bahkan untuk band sehebat Peterpan sekalipun. Kita hanya bisa mengabadikan karya-karyanya di album istimewa ini, Peterpan, Sebuah Nama Sebuah Cerita. (*)

menghapus jejakmu

rus melanggkah melupakanmu
lelah hati perhatikan sikapmu
jalan pikiranmu buatku ragu
tak mungkin ini tetap bertahan

perlahan mimpi terasa mengganggu
kucoba untuk terus menjauh
perlahan hati terus terbelenggu
kucoba untuk lanjutkan hidup

engkau bukanlah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkahku
usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu

lepaskan segalanya
lepaskan segalanya

engkau bukanlah segalaku
bukan tempat tuk hentikan langkahku
usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu

nananana nananana
nananana nananana

Sally Sendiri

bila sally mencariku
biarkan dia terbang jauh
dalam hatinya hanya satu
jauh hatinya hanya aku

katakan ku takkan datang
katakan ku takkan kembali
lalu biarkan dia menangis
lalu biarkan dia pergi

sally kau selalu sendiri
sampai kapan pun sendiri
hingga kau lelah menanti
hingga kau lelah menangis

sally kau selalu sendiri
sampai kapan pun sendiri
hingga kau lelah menanti
hingga kau lelah menangis

aaaah haaaaa aaahaaaa

kuingin sally mencariku
kuinginkan dia terbang jauh
kuingin hatinya hanya satu
kuingin hatinya hanya aku

// **** End **** //